Mahasiswa Fisip Unigal datangi Bawaslu Kota Tasikmalaya untuk Diskusi Pengawasan Partisipatif Pemilu

Mahasiswa Fisip Unigal datangi Bawaslu Kota Tasikmalaya untuk Diskusi Pengawasan Partisipatif Pemilu

DISKUSI, Mahasiswa Fisip Universitas Galuh lakukan Diskusi pengawasan partisipatif dengan Bawaslu Kota Tasikmalaya, di kantornya. (3/12/2020).

(FISIP UNIGAL) KOTA TASIKMALAYA- Sejumlah mahasiswa Fisip Universitas Galuh Prodi Ilmu Pemerintahan semester 5 mengikuti kegiatan diskusi tentang Pengawasan Partisipatif dalam Pemilu bersama Bawaslu Kota Tasikmalaya di Kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya. (Kamis. 3/12/2020).

Kegiatan diskusi tersebut merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Fisip Universitas Galuh Ciamis dengan Bawaslu Kota Tasikmalaya, Diskusi dipimpin langsung oleh Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Ijang Jamaludin. S.Sy. "Kita sudah kerjasama dengan Fisip Universitas Galuh dan Diskusi ini merupakan lanjutan dari kerjasama, Alhamdulillah diskusi berjalan lancar dan para mahasiswa antusias dalam mengikuti diskusi", Ungkapnya.

Sementara Ijang pada saat melakukan MoU dan MoA dengan Fisip Universitas Galuh Ciamis mengatakan, pihaknya sangat meyambut baik tindak lanjut dari kerjasama ini untuk meningkatkan Partisipasi pengawasan di masyarakat. “Kedepannya, diharapkan bisa bersinergi dengan program bawaslu yaitu Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) dimana para mahasiswa nantinya bisa berkontribusi pada program ini” tuturnya.\

Lanjut Ijang. Pihaknya sangat berharap mahasiswa memberikan kontribusi berupa masukan ide dan kritikan yang membangun untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilihan Umum. ”Kita sangat berharap partisipasi masyarakat bisa meningkat dalam pengawasan pemilu yang digagas oleh para mahasiswa Fisip Universitas Galuh Ciamis,” sambungnya.

Sementara Agus Nurul Syam S.IP., M.Si. Dosen Pengampu mata kuliah Sistem Kepartaian dan Pemilu Indonesia mengatakan, Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari teori mata kuliah Sistem Kepartaian dan Pemilihan Umum Indonesia. ”Sehingga mahasiswa mampu lebih memahami materi sistem kepartaian dan pemilu secara praktis tidak hanya memahami teori saja,” pungkasnya . (asp).